A
|
ku tak pantas
hidup, lebih baik aku jadi cacinng
tanah.”
Sebelum hidup lama di tanah,
kita sosialisasikan dulu kehidupan di atas tanah. Dengan niat hidup di tanah
secara tidak langsung, kita menimbulkan niat untuk mati dan terpendam dalam
waktu yang bisa dibilang tidak sekejap mengedipkan mata. Mengapa, orang yang
semangat hidupnya kecil selalu berharap mati saja? Dan bagaimana cara yang
paling efektif untuk meminimalisir hal-hal yang sangat merugikan itu? Mari kita simak penjelasan di
bawah.
Terllebih dahulu mari kita katakan bahwasanya kita memiliki skill,
potensi, atau kelebihan yang telah tertanam dalam diri kita. Sebelum dan
sesudah hidup yang telah dipersilahkan tuhan untuk kita jalankan sebagaimana
kemampuan kita mengaturnya. Tuhan telah memberikan kita dua jalan, jalan
panjang dan berkelok tapi buahkan kenikmatan kala kita sampai di tujuan. Jalan
lurus, pendek dan dekat tapi ketika
sampai ke jurang penderitaan yang teramat
panjang. Benar adanya takdir, namun
bukan berarti tak ada harapan untuk merubbah hidup. Memang yang menentukan alur
dari kehidupan kita adalah takdir, tapi dengan usaha dan doa yang kita
perbuat bukan tidak mungkin kita putar
arah takkdir itu hingga 180 derajat kearahh yang berseberangan.
Ada
sebuah kisah tentang protesnya malaikat kepada tuhannya, “ya tuhanku mengapa engkau tak kabulkan doa
orang yang sedang menangis memohon kepadamu itu? Tapi malah meramat mudah kau kabulkan
permohonan manusia yang jahat dan durjana itu? Sungguh Engkau yang Maha
mengetahui ya Tuhanku.” Tuhan pun
menjawab pertanyaan Malaikat. Ketahuilah
Malaikat, aku suka mendengar manusia itu bersujud menangis kepadaku, serta tak ada hentinya berusaha, dan
panjatkan doanya padaku. Sebaliknya aku malas mendengar doa orang kikir itu ku
kabulkan do’a nya agar cepat
berlalu.” Kemudian setelah puas hati
sang malaikat mendengar ucapan tuhannya, ia pun bergegas.
Dari cerita di atas menandakan sebuah perjuangan seorang manusia dalam
rangka menggapai apa yang menjadi keinginannya.
Tebing setinggi apapun pasti ia tanjaki. Sedalam-dalamnya samudera pasti
dia akan berusaha untuk menyelami. Sesungguhnya tuhan maha tahu atas seberapa
besar usaha hambanya untuk capai keinginannya itu. Untuk itulah mari kita
tumbuhkan semangat dalam diri kita untuk mencapai masa depan yang kita harapkan. Ingat, tidak terkabulnya doa kita bukan
berarti tuhan tidak mendengar atau mengabaikan doa kita. Namun, semua yang kita
harapkan semuanya butuh proses yang panjang seperti kehidupan manusia yang tak
sekejap menjadi manusia dewasa.
Bila mimpi yang kita harapkan benar-benar kita kejar, dengan
berjalannya masa pasti akan terwujud dalam kehidupan. Namun jikalau kita merasa
lelah dan berhenti mengejar mimpi itu, ingatlah untuk kembali memulai mimpi itu
kembali. Meskipun hal itu teramat sulit untuk dilakukan, apalagi untuk makhluk
seperti kita ini. Kuatkan hati dan lebihkan rasa untuk saling menyambungkan
hati dan pikiran kita. Seperti kata bijak yang sering kita dengarkan “gagal
bukan berarti kalah, tapi gagal adalah kemanangan yang tertunda, jangan takut
untuk mencoba dalam artian hal yang
positif. Orang-orang takut gagal adalah orang yang orang yang tak akan
melakukan apapun dalam hidupnya. Entah itu kegagalan yang menguatkan kita, atau
keberhasilan yang berhasil kita raih. Oleh karena itu mari kita jauhi perasaan takut gagal dalam
diri kita, agar kemenangan dapat kita raih.
*Santri
kelas lll Intensif C, asal Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar