Selasa, 23 Oktober 2012


SiklusBangkit dari kekalahan panjang
Bintang Meigi*

A
ku tak pantas hidup, lebih baik aku jadi  cacinng tanah.”

Sebelum hidup  lama di tanah, kita sosialisasikan dulu kehidupan di atas tanah. Dengan niat hidup di tanah secara tidak langsung, kita menimbulkan niat untuk mati dan terpendam dalam waktu yang bisa dibilang tidak sekejap mengedipkan mata. Mengapa, orang yang semangat hidupnya kecil selalu berharap mati saja? Dan bagaimana cara yang paling efektif untuk meminimalisir hal-hal yang sangat  merugikan itu? Mari kita simak penjelasan di bawah.
Terllebih dahulu mari kita katakan bahwasanya kita memiliki skill, potensi, atau kelebihan yang telah tertanam dalam diri kita. Sebelum dan sesudah hidup yang telah dipersilahkan tuhan untuk kita jalankan sebagaimana kemampuan kita mengaturnya. Tuhan telah memberikan kita dua jalan, jalan panjang dan berkelok tapi buahkan kenikmatan kala kita sampai di tujuan. Jalan lurus, pendek dan  dekat tapi ketika sampai ke jurang penderitaan yang teramat  panjang. Benar adanya takdir,  namun bukan berarti tak ada harapan untuk merubbah hidup. Memang yang menentukan alur dari kehidupan kita adalah takdir, tapi dengan usaha dan doa yang kita perbuat  bukan tidak mungkin kita putar arah takkdir itu hingga 180 derajat kearahh yang berseberangan.
Ada sebuah kisah tentang protesnya malaikat kepada tuhannya,  “ya tuhanku mengapa engkau tak kabulkan doa orang yang sedang menangis memohon kepadamu itu? Tapi malah meramat mudah kau kabulkan permohonan manusia yang jahat dan durjana itu? Sungguh Engkau yang Maha mengetahui ya Tuhanku.”  Tuhan pun menjawab pertanyaan  Malaikat. Ketahuilah Malaikat, aku suka mendengar manusia itu bersujud menangis kepadaku,  serta tak ada hentinya berusaha, dan panjatkan doanya padaku. Sebaliknya aku malas mendengar doa orang kikir itu ku kabulkan do’a nya agar  cepat berlalu.”  Kemudian setelah puas hati sang malaikat mendengar ucapan tuhannya, ia pun bergegas.
Dari cerita di atas menandakan sebuah perjuangan seorang manusia dalam rangka menggapai apa yang menjadi keinginannya.  Tebing setinggi apapun pasti ia tanjaki. Sedalam-dalamnya samudera pasti dia akan berusaha untuk menyelami. Sesungguhnya tuhan maha tahu atas seberapa besar usaha hambanya untuk capai keinginannya itu. Untuk itulah mari kita tumbuhkan semangat dalam diri kita untuk mencapai masa depan yang kita harapkan.  Ingat, tidak terkabulnya doa kita bukan berarti tuhan tidak mendengar atau mengabaikan doa kita. Namun, semua yang kita harapkan semuanya butuh proses yang panjang seperti kehidupan manusia yang tak sekejap menjadi manusia dewasa.
Bila mimpi yang kita harapkan benar-benar kita kejar, dengan berjalannya masa pasti akan terwujud dalam kehidupan. Namun jikalau kita merasa lelah dan berhenti mengejar mimpi itu, ingatlah untuk kembali memulai mimpi itu kembali. Meskipun hal itu teramat sulit untuk dilakukan, apalagi untuk makhluk seperti kita ini. Kuatkan hati dan lebihkan rasa untuk saling menyambungkan hati dan pikiran kita. Seperti kata bijak yang sering kita dengarkan “gagal bukan berarti kalah, tapi gagal adalah kemanangan yang tertunda, jangan takut untuk  mencoba dalam artian hal yang positif. Orang-orang takut gagal adalah orang yang orang yang tak akan melakukan apapun dalam hidupnya. Entah itu kegagalan yang menguatkan kita, atau keberhasilan yang berhasil kita raih. Oleh karena itu  mari kita jauhi perasaan takut gagal dalam diri kita, agar kemenangan dapat kita raih. 
*Santri kelas lll Intensif  C,  asal Banyuwangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar